Berpindahtangannya
tanggung jawab sebagai Sekjen Kota Jember dari Rizky Akbari S kepada Dian Teguh
Wahyu Hidayat, terjadi pergantian pula terhadap letak Sekretariat PPMI Kota
Jember. Awalnya menjadi satu dengan perpustakaan kecil di Jawa VII. Kemudian
ditempatkan terpisah dengan perpustakaan yaitu di Jalan Tidar. Hingga pada
akhirnya ada permasalahan baru terkait harus di mana PPMI Kota Jember akan
menyimpan dokumen keorganisasiannya.
Ada anggapan
kita akan memperpanjang kontrak sekret di Tidar. Namun sampai kapan kita akan
bertahan karena dana yang seringkali minim. Terlebih beberapa pengurus kota
mempunyai kesibukan di tempat yang saling berlainan dan memang harus menjadi
tempat tinggal mereka. Kalaupun dipaksa untuk terus menempati Tidar, otomatis
kami tidak akan secara intens berada di sana.
Banyak sekali
pertimbangan yang muncul dan silih berganti. Posistif dan negatif dikupas
berulangkali. Hingga akhirnya muncul keputusan bahwa PPMI Kota Jember akan
menyimpan dokumennya di Sekretariat LPM
Manifest FTP Unej. Menjadi satu dengan Manifest. Pada proses pemindahan
sekretariat, kami tidak sampai berboyong-boyong untuk memindahkan
dokumen-dokumen. Ternyata sebagian besar dokumen ada dalam bentuk digital,
sedangkan bagian lain yang berbentuk fisik masih muat dimasukkan dalam satu tas
kecil.
Memang
keputusan tersebut berangkat dari beberapa hal. Yang pertama karena
permasalahan dana untuk menyewa rumah kontrakan mending ditukar dengan biaya
cetak Buletin Merah Putih (itupun kalau ada). Sedangkan yang kedua kami ingin lebih
mendekatkan diri ke LPM secara riil. Nah yang ketiga, ada yang manis-manis di
Manifest. Sedangkan hal lainnya seperti kemudahan akses, jaminan terawatnya
dokumen, sekretariat LPM dari Biro Umum kota dan Sekjen kota. Di sisi lain kami
juga berkaca kepada PPMI Nasional kepengurusan Andi Mahifal yang bersekretariat
di LPM Dimensi. Selain itu memang kemudahan di kepengurusan tahun lalu karena
PPMI Kota Jember hanya mempunyai perangkat struktur tunggal, hanya ada Sekjen
kota yang pada akhirnya memudahkan pengalamatan. Sedangkan dikepengurusan
periode ini lebih riuh. Mungkin tepatnya sedikit agak riuh.
Bukan hal yang
aneh jika beberapa teman LPM sering kesasar ketika berkunjung di Sekret PPMI
Kota Jember yang dulu (Tidar). Hal itu akan terjadi secara wajar. Akan tetapi jika
teman-teman LPM tidak mengetahui sekretariat LPM lainnya maka itu adalah hal
yang sangat aneh. Akan terbukti jika
kelemahan kita ada pada kerja kaki merawat jaringan.
Di awal
kepengurusan kota terbentuk, ternyata banyak sekali LPM yang tidak mengetahui
di mana letak Sekretariat LPM Manifest. Kami hampir kesulitan mendefinisikan
sebenarnya kutukan macam apa yang sedang mendera pengurus PPMI Kota Jember pada
periode ini.
Hal tersebut
kita asumsikan menjadi permasalahan bersama. Harus ada solusi atau antisipasi
agar tak terulang pada beberapa periode ke depan. Barangkali yang harus kita
lakukan adalah tidak bosan-bosannya keliling LPM. Sembari mengajak satu atau
dua anggota baru untuk sekedar membagi undangan, majalah, buletin, majalah
tempel, atau beramah-tamah. Paling tidak kader yang akan menjadi tulang
punggung bagi generasi selanjutnya sudah saling kenal di tataran kota. Tentu
saja hal tersebut akan memperkuat pola kerja profesi bagi masing-masing
internal LPM.
Selain itu
seperti yang telah dilakukan di kepengurusan PPMI Kota Jember sebelumnya.
Mengadakan diskusi secara bergiliran. Akan tetapi pada kepengurusan sebelumnya
diskusi sangat jarang sekali ada. Terlebih sebagian besar diskusi diadakan di
warung kopi. Oleh karena itu diperlukan forum-forum diskusi yang lebih banyak
dan berganti-ganti tempat dari satu LPM ke LPM yang lain.
Kalau pada
nantinya beberapa pengurus PPMI Kota Jember singgah di LPM teman-teman. Jangan
sok-sokan kaget atau histeris. Tapi saya rasa hal tersebut sudah sering
dilakukan. Rame-rame sembari mengajak teman-teman LPM lain untuk berkeliling
dari satu LPM ke LPM yang lain. Bahan obrolan pun tak sekedar mengenai seluk
beluk internal LPM. Tapi lebih dari itu. Lebih gak jelas maksudnya.
Bisa jadi
mengikat jaringan baru terasa lebih mudah daripada upaya secara kontinyu untuk
merawat jaringan itu sendiri. Berjeraring akan membuat kita memahami kelemahan
dan tak lantas mengutuk diri sendiri. Akan tetapi akan berlanjut pada
pendiskusian dengan teman seprofesi. Mari berjeraring, saling berbagi dan
saling menguatkan.[LJ]
Jabat erat,