Judul : Bumi Manusia
Pengarang : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Lentera Nusantara
Editor : Joesoef Isak
Cetakan : ke-9, tahun 2002
Tanpa mengetahui sejarah, orang tak akan dapat memproyeksikan masa depan. Salah seorang Maestro dunia sastra Indonesia yang smpai saat ini belum tergantikan, Pramoedya Ananta Toer telah menulis begitu banyak roman. Dan yang paling menggemparkan adalah Tetralogi Pulau Buru yang ditulisnya saat berada di penjara. Bumi manusia adalah seri pertama dari tetralogi Pulau Buru berlatar kolonialisme belanda pada akhir abad 18.
Cerita ini merupakan adaptasi dari kehidupan perintis pers Indonesia, Tirto Adhi Soerjo. Cocok dibaca bagi mereka yang tertarik pada sejarah Indonesia. Bukan hanya sebagai media hiburan namun sebagai referensi sejarah yang pada masa Orde Baru telah dibuat menjadi simpang siur. Namun buku ini tidak dapat digunakan sebagai sumber sejarah karena sifatnya yang subjektif. Buku ini juga berjenis roman bukan buku yang dibuat melalui penelitian ilmiah sebagaimana buku-buku lainnya.
Minke, tokoh utama dalam novel ini adalah seorang pelajar sekolah tinggi Belanda di Surabaya, HBS. Sebagai seorang anak bupati dari Jawa yang sejak kecil disekolahkan di sekolah Eropa dia sangat mengagumi ilmu pengetahuan Eropa sampai-sampai merasa jijik terhadap budayanya sendiri yang dianggapnya rendah. Pembagian kasta yang mewajibkan seseorang dengan kasta rendah menggelesot dihadapan para pembesar dari kasta golongan atas. Aturan kesopanan yang me-Maha kan para penguasa. Para petinggi yang menganggap dirinya setinggi langit di antara bangsanya sendiri namun menciut dihadapan bangsa lain sangat bertentangan dengan ilmu pengetahuan Eropa yang dia pelajari tentang kesetaraan antar individu yang di mulai dari metusnya revolusi prancis. Dia menyadari bahwa penduduk pribumi dianggap sangat rendah di mata Eropa meskipun mereka dari golongan kasta tinggi. Kebudayaan Jawa sendirilah yang menyebabkan keadaan ini.
Dia mencintai seorang gadis indo anak seorang Nyai, sebutan pada seorang Gundik simpanan orang Eropa di Jawa. Nyai Ontosoroh dijual oleh ayahnya demi mendapatkan pangkat yang lebih tinggi. Nyai telah bersentuhan dengan ilmu pengetahuan Eropa sejak masih berusia sangat muda, meskipun tidak melalui pendidikan formal, suaminya seorang Eropa mengajarinya Ilmu Pengetahuan Eropa. Pemikiran Minke yang mengagungkan Eropa mulai luntur setelah mengenal Nyai Ontosoroh yang mengagumkan, ibu kekasihnya. Semenjak itu dia mulai menyadari bahwa pribumi telah di injak-injak oleh Eropa.
Pada mulanya Minke ragu untuk menjalin hubungan dengan keluarga tersebut karena meskipun kaya raya menurut tatanan sosial masyarakat, derajad mereka sangat rendah. Sebuah ironi antara pandangan Jawa dan Ilmu pengetahuan Eropa menguasainya. Namun Minke terpakasa tinggal bersama Annelis karena dia jatuh sakit saat Minke berniat untuk meninggalkan mereka. Dari sanalah konflik dimulai, desas-desus menjalar, ditambahi dengan kematian Herman Mellema ayah Annelis yang misterius nama baik minke mulai tercemar dan diapun diberhentikan dari HBS.
Mengetahui kematian ayahnya, anak sah Herman Mallema dengan mantan istrinya di Nederland berusaha untuk menguasai semua kekayaan dan perusahaan ayahnya yang sejak 20 tahun lalu dibesarkan oleh Nyai Ontosoroh. Bahkan Maurits Mallema berniat untuk mendapatkan hak asuh Annelis yang telah menikah dengan Minke karena dianggap belum cukup umur. Segala usaha telah dikerahkan, bahkan meskipun oleh Asisten Residen telah disewakan Ahli Hukum ternama kasus tetap dimenangkan oleh Maurits. [Njun]